Saturday, November 7, 2009

kejadian berlangsung ketika saya, adik saya dan papa sedang nonton film spiderman.

papa: "BAH! FILMNYA LAMA KALI! BIASANYA SUDAH GANTI FILM" (teriak dengan logat batak tulen)
gue: (diem doang menatap sinis ke arah papa)

suddenly..
papa: (teriak) "PENCET-PENCETNYA MANA??"
gue: "PENCET-PENCET APAAN?"
papa: (teriak lagi) "ITU PENCEEET-PENCEEET!" (sambil nunjuk remote)

jadi apa yang saya pelajari hari ini?
remote dalam bahasa bapak-bapak batak PMS disebut: "pencet-pencet"




sewaktu kecil saya tidak diizinkan untuk masuk ke gudang.
pernah suatu kali karena saking penasaran, saya nekat naik mendatangi gudang, gudang ada di lantai2 sayap barat rumah saya. dan mungkin karena kualat ngelawan ortu saya jatuh saat menapaki tangga menuju ke lantai2. saya tidak begitu ingat jelas apa yang terjadi pada saya saat itu, yang saya ingat saya dipukul oleh ibu saya dengan kemoceng karena nekat naik ke gudang.


setelah besar, saya nekat naik ke gudang. mencari tahu apa alasan saya tak boleh masuk ke gudang. nah saya menemukan alasannya:
1. gudang atas sangaaaaaaaaat kotor dan berantakan. saya alergi debu!!!!!
2. tangga menuju gudang sangat licin, pendek dan banyak. melelahkan!!!!
3. di sebelah gudang ada kamar supir saya. ga etis kan kalo lewat-lewatin kamar beliau-beliau itu!!

hahahaha

hal pertama yang menarik adalah banyaaaaak sekali barang-barang childhood saya, kedua kakak saya dan adik saya yang masih tersimpan di sana. ibu tidak pernah mau menjualnya.
dia sangat senang menyimpan benda-benda kenangan kami *yang disebut ayah sebagai sampah! hahaha*

tapi hal yang paling oke punya di gudang atas adalah sebuah cermin berukuran 2meter. i love the mirror. sometimes it makes me a little bit scared. but yeah. there's nothing there toh saya ga pernah liat yang aneh-aneh! cermin ini nice spot buat foto-foto!

si amis bi imas


tidak lama berselang setelah pembantu keluarga kami yang bernama omi dirumahkan, ayah segera mencari koneksi untuk mendapatkan pembantu dengan beberapa kriteria tertentu: bisa masak, janda dan ga cantik (supaya ga bisa pulang dengan alasan "mau kawin, pak"), jujur, taat, rajin, tinggi minimal 149cm (supaya bisa ngambil bumbu di atas lemari. wahahahaha) dan lainnya.

nah datanglah seorang janda dengan kriteria "pembantu gemilang" versi ayahku. namanya imas. orangnya sopan, rajin dan polos. saya tidak terlalu dekat dengan dia, meski sampai saat ini dia sudah bekerja 1bulan di rumah kami. tapi entahlah saya tidak berselera menguak kehidupan pribadi dia.

parahnya satu kebiasaan dia yang saya tidak dapat terima adalah SUKA LAGU-LAGU ALAY dan PECINTA SINETRON GEJE.
ooooh damn!

pernah suatu kali saya sedang menyetel lagu boom boom pow ny bep *kurang gahol apa coba!* tiba-tiba dia bilang "aduh de, lagunya berisik ya. matiin aja. mending denger lagu ini." sambil nyetel lagu *biiiiiiiiiiiiiip* (sensor takut ntar dituntut gara-gara mencemarkan nama baik ini lagu! hahahaha)

terus pernah waktu saya lagi nonton kera sakti *film favorit saya sejak orok sampai saat ini! yeah!* dia menyabotase remote dan mengganti channel ke saluran tipi swasta yang menayangkan sinetron bodoh ekstra berlebihan yang kagaa penah tamat-tamat!

belum lagi dia sering telat memasukkan pakaian yang sudah disetrika ke dalam lemari saya karena keasyikan nonton sinetron *biiiiiiip* (sensor lagi!) sehingga terkadang saya harus kelabakan muter-muter kamar nyariin baju! rawr!

tapi ya bagian yang terbaik dari bi imas adalah ketulusannya bekerja di rumah kami. meski berkali-kali dimarahi ibu saya karena dia kurang kreatif, inovatif dan cekatan dalam mengerjakan sesuatu tetapi dia sangat jujur dan polos. jarang kan nemu spesies pembantu begini di kota?

dan yang paling menakjubkan sepertinya dia fall in love sama salah satu supir keluarga kami yg bernama om engkus, duda tua bermata coklat yang sedikit lamban dan oon! great!



"janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan dirimu." roma 12:2a.

waktu retreat sman5 dan sman20 di karang tumaritis dari tanggal 25-27 oktober 2009


waktu itu kita cuma dikasih jatah waktu 1 bulan untuk mempersiapkan retreat ini.
dan jujur aja, secara logika waktu sesempit itu tidak cukup untuk menyiapkan segala yang kami perlukan untuk kegiatan besar seperti ini.

masalah datang silih berganti, mulai dari masalah kepanitiaan, dana, acara, finansial, masalah kaos retreat dan belum lagi kena marah ibu pembina karena ketidaksesuaian perkiraan beliau dengan apa yang kami kerjakan *ngebandel. hohoho*

tapi toh retreat ini pada akhirnya dapat berjalan. dan itu semua bukan karena kuat kuasa kami panitia, tapi karena anugrah Tuhan.

;;

Template by:
Free Blog Templates